February 5, 2017, 3:38 am
Cerpen Nastiti Denny (Media Indonesia, 05 Februari 2017) TEPAT di malam ketiga kami menyandang gelar suami-istri, aku menyadari pernikahanku tak akan berumur panjang. Tapi siapa yang sanggup mengakhiri janji hidup bersama di usia pernikahan yang baru tiga hari? Sebulan setelah perayaan dan segala rupa ramah-tamah keluarga usai, aku memberanikan diri untuk berbagi cerita ini pada […]
↧
February 5, 2017, 1:03 am
Cerpen Eka Handriana (Suara Merdeka, 05 Februari 2017) Semua ini berawal dari Wawan. Kekosongan kampung ini dan segala kekacauan yang kemudian mengisi, semua karena Wawan. Aku membencinya. Bukan hanya karena dia telah mencampakkanku, lalu kawin dengan gadis kota yang ia bawa ke kampung setiap lebaran dengan sedan mulus. Lebih dari itu. Kubenci Wawan karena dialah […]
↧
↧
February 5, 2017, 12:27 am
Cerpen Oka Rusmini (Jawa Pos, 05 Februari 2017) PEREMPUAN tua itu masih menyisakan gurat-gurat kecantikan yang tidak dimiliki perempuan-perempuan lain di negeri ini. Matanya tajam, mata seorang penari yang begitu menggoda. Jika menatapnya, lelaki pasti akan bertekuk lutut dan menghamba kepadanya. Kerlingnya bisa mematahkan hati. Lelaki paling setia pun akan tunduk, takluk, dan melupakan istri […]
↧
February 11, 2017, 2:17 am
Cerpen Triyanto Triwikromo (Koran Tempo, 11-12 Februari 2017) AKU pembunuh bayaran pemula. Aku baru bisa membunuh dua orang. Kini aku tengah bersiap untuk membunuh seorang jenderal. Agar bisa melepaskan diri dari kejaran militer atau polisi, aku perlu meniru bunglon. Aku perlu bermimikri menjadi siapa pun. Tak sulit mengubah wajah dan nama di Bangkok. Pichet Rodchareon, […]
↧
February 11, 2017, 10:23 pm
Cerpen S Prasetyo Utomo (Kompas, 12 Februari 2017) “APA aku mesti jadi Sobrah?” kelakar Arum, perempuan setengah baya itu, sebelum ia menaiki anak tangga untuk mencapai bibir perahu bermesin. Arum memandangi Suman, lelaki setengah baya, teman seperjalanannya dari kota. Lelaki itu masih berdiri di tepi telaga, terdiam. Cekatan lelaki setengah baya itu menaiki anak tangga, […]
↧
↧
February 11, 2017, 11:44 pm
Cerpen Teguh Affandi (Republika, 12 Februari 2017) Dada rasanya diguncang gempa, ketika tangan kiri saya masukan dan raba-raba saku celana dan benda itu masih tersimpan di dalam sana. Amplop yang semestinya saya berikan kepada Ustaz Jazuli usai memberi ceramah di masjid kompleks. Keringat sebiji-biji nangka membasahi peci, menetesi pipi, dan seketika membuat kemeja koko yang […]
↧
February 12, 2017, 12:11 am
Cerpen Raudal Tanjung Banua (Jawa Pos, 12 Februari 2017) SEMALAM akubermimpi kedatangan seorang lelaki dengan rambut habis dicukur. Sisi rambutnya yang rapi hingga cambang di pipi tampak berkilat diminyaki, tak berbau, barangkali ia memakai minyak kemiri atau zaitun. Si lelaki tersenyum. Meski merasa cukup akrab dengan senyuman itu, sesungguhnya aku tak mengingat apa pun. Sampai […]
↧
February 12, 2017, 1:46 am
Cerpen Nicko Fernando (Suara Merdeka, 12 Februari 2017) Malam itu, aku dan adik-adikku berkumpul di samping lahan kosong, yang tak lama lagi bakal ditanami sebuah gedung. Seperti gedung-gedung lain di kota kami. Seperti biasa, usai menghabiskan pagi hingga petang untuk bekerja, aku dan adik-adikku menghabiskan malam untuk saling bercerita. Beberapa waktu lalu, tempatku dan adik-adik […]
↧
February 12, 2017, 3:19 am
Cerpen Wina Bojonegoro (Media Indonesia, 12 Februari 2017) DOR…dor… Suara itu memaksa May membuka mata. Ia tergagap bangun, dengan spontan meraba sesuatu di bawah bantal. Oh masih ada, desahnya lega. Benda itu tetap di tempat, tidak panas, tidak berasap. Enam peluru masih utuh dalam lubang masing-masing. Tok… tok… Suara yang datang dalam tidurnya menyerupai letusan […]
↧
↧
February 18, 2017, 2:11 am
Cerpen Hary B. Kori’un (Koran Tempo, 18-19 Februari 2017) “LALU yang terjadi, kalian tahu? Semua rig yang mengangguk-angguk itu, yang mereka sebut pipa angguk, yang selama ini memompa minyak dari dalam perut bumi dan mengalirkannya ke pipa-pipa yang panjangnya beratus kilometer menuju penampungan di tepi laut, tiba-tiba berbau amis. Sangat tajam menusuk hidung. Semua pekerja […]
↧
February 18, 2017, 11:54 pm
Cerpen Khoimatun Nikmah (Republika, 19 Februari 2017) Pagi tadi, kamu menyisakan setengah sandwich. Kamu hanya menggigit dua kali. Padahal, setangkup roti tawar isi selai kacang itu sudah kubakar sesuai seleramu, sedikit gosong. Seolah kurang suka, kamu perlu mendorongnya dengan seteguk jus jeruk. Sebelum gigitan kedua terkunyah sempurna, kamu berdiri terburu-buru meninggalkan meja makan. Potongan sandwich teronggok diam. Kamu mengatakan bakal […]
↧
February 18, 2017, 10:17 pm
Cerpen Ni Komang Ariani (Kompas, 19 Februari 2017) Bagian I: Laki-laki yang Menyeberang Setiap kali sebuah peran dimasukinya, laki-laki itu tahu, ada jiwa baru yang tumbuh. Jiwa-jiwa baru yang memesona. Jiwa-jiwa baru yang menyeretnya dalam pusaran. Semakin ia mengenal jiwa-jiwa itu, semakin ia merasa kerdil. Kecil. Sebuah arus kecil dalam luasnya samudra. Semakin banyak yang […]
↧
February 19, 2017, 12:15 am
Cerpen Mashdar Zainal (Jawa Pos, 19 Februari 2017) CAHAYA berwarna kuning kunyit masih melimpahi kamar ibu, ketika kami mendapati si bungsu duduk bersimpuh meluberkan tangis. Tangan si bungsu menggenggam gulungan rambut tipis yang sebagian besar telah memutih. Rambut ibu. Sementara di hadapannya dompet kain kesayangan ibu tergeletak di lantai menumpahkan isinya: sejumlah uang receh dan […]
↧
↧
February 19, 2017, 1:34 am
Cerpen Dadang Ari Murtono (Suara Merdeka, 19 Februari 2017) Hujan turun. Butiran-butiran air sebesar biji jagung menghajar genting dan ranting, pohon dan kebun, dan memaksa orang-orang menyembunyikan diri dalam rumah masing-masing. Angin buruk berembus. Tiang listrik di ujung gang bergoyang-goyang. Tiga dahan besar pohon trembesi di pinggir jalan patah dan melintang dari tepi ke tepi […]
↧
February 19, 2017, 3:11 am
Cerpen M Shoim Anwar (Media Indonesia, 19 Februari 2017) ADA tahi lalat di dada istri Pak Lurah. Itu kabar yang tersebar di tempat kami. Keberadaannya seperti wabah. Lembut tapi pasti. Mungkin orang-orang masih sungkan untuk mengatakannya secara terbuka. Mereka menyampaikan kabar itu dengan suara pelan, mendekatkan mulut ke telinga pendengar, sementara yang lain memasang telinga […]
↧
February 25, 2017, 11:14 pm
Cerpen Ikhsan Hasbi (Republika, 26 Februari 2017) Sepetang ini Rahmat belum juga kembali. Langit seharian seperti berkabung, awan-awan bagai gelembung yang hendak meledak dan menumpahkan air kehidupan. Seorang perempuan yang mulai renta, duduk sambil memasak keripik pisang. Ia menunggu bocah 10 tahun itu pulang dari pasar. Di bolak-baliknya pisang agar matangnya merata. Minyak mendidih seperti […]
↧
February 25, 2017, 2:08 am
Cerpen Yetti A.KA (Koran Tempo, 25-26 Februari 2017) Pada usiaku yang ke-14 tahun, sepupu yang paling kusayangi memutuskan pindah agama dan menjadi seorang pembaca kitab yang taat. Sebelumnya, di mataku, dia seorang pelari yang hebat dan aku selalu senang melihatnya mengenakan kaus kaki panjang garis-garis hitam-putih dalam berbagai perlombaan yang diikutinya dan menunggu satu hari […]
↧
↧
February 26, 2017, 12:06 am
Cerpen Triyanto Triwikromo (Jawa Pos, 26 Februari 2017) Bukan Makam “Aku mencari-Mu.” “Aku tak ada.” “Bukalah pintu-Mu.” “Tak ada pintu untukmu.” “Aku hendak menziarahi-Mu.” “Aku bukan makam.” Menonton Pembunuhan /1/ KAU memulai perjalanan panjangmu dari sebuah kotanyang dikepung sungai-sungai jernih. Setelah itu, kau meninggalkan rumah jagal sapi, pasar becek penuh ikan-ikan busuk, sanatorium bercat […]
↧
February 26, 2017, 1:53 am
Cerpen Mashdar Zainal (Suara Merdeka, 26 Februari 2017) Jalan setapak ini menanjak. Penuh batu dan ranting-ranting tumbuhan liar yang meranggas. Di sini, udara menderu seperti dalam tungku. Matahari warna api memenuhi langit. Menelan warna biru. Napas kami berkejaran. Keringat kami bercucuran sepanjang jalan. Sampai-sampai, isi tubuh kami bagai bergejolak. Aku mengutuki entah siapa. Namun Talida […]
↧
February 25, 2017, 10:33 pm
Cerpen Angelina Enny (Kompas, 26 Februari 2017) Riza bingung setengah mati. Setengah hatinya ingin melepas si Itam pergi, setengah hatinya lagi berkata tidak. Galaunya melebihi saat ia menimbang akan meminang Rani atau malah meninggalkannya. Seakan mengetahui persoalan hatinya yang tak kunjung reda, si Itam berkokok kencang. Kok! Padahal, hari belumlah pagi. Seiring dengan kokokannya yang […]
↧