Cerpen Risda Nur Widia (Jawa Pos, 31 Juli 2016) INILAH kematian paling indah yang terjadi pada peradaban manusia. Tangisan. Kepala pecah diterjang peluru. Darah menyemburat seperti percik petasan tahun baru di langit-langit kota. Bilik-bilik rumah kayu tenggelam dalam abu kehancuran musim dingin di bulan Desember. Dan kau terjebak sebagai seorang Wehrmacht [1] dalam drama kematian […]
