Langkah perempuan itu panjang-panjang. Kalau berjalan wajahnya sedikit tertekuk ke depan mengiringi irama tubuhnya yang kurus agak bungkuk. Rambutnya lujur, beruban. Berkaca mata tebal, selalu mengempit buku besar ukuran folio berwarna batik-batik hijau. Kalau bicara, sesekali membenarkan letak kaca matanya yang sering melorot dari puncak hidungnya. Bu Mores, itulah dia. Suaminya bernama Moresal. Tuan atau […]
